Televisi bukanlah benda asing lagi di kehidupan kita , televisi dianggap sebagai media telekomunikasi sebagai penyalur informasi, pendidikan maupun hiburan. Pada saat ini pun televisi menampilkan berbagai acara pilihan dengan berbagia varian, bahkan saluran - saluran televisi saat ini sudah dikelompokan sesuai kebutuhan dan hobi. Bahkan di Indonesia jumlah stasiun lokal yang ada di Indonesia yang telah bersiaran mencapai 119 stasiun.
Persaingan televisi yang tidak sehat
Karena makin banyaknya stasiun - stasiun tv , para stasiun televisi haruslah mempunyai suatu strstegi khusu agar dapat bertahan dan mempunyai image yang bagus di mata masyarakat, sehingga stasiun tv tersebut akan tetap bertahan . Tetapi karena televisi di Indonesia lebih berorientasi kepada rating, maka para stasiun televisi pun berlomba - lomba untuk mejadi rating no 1, yang dianggap akan menghasilkan keuntungan berlebih lagi berdasarkan rating tersebut.
Akibat terpakunya para stasiun televisi dengan rating akhirnya membuat stasiun televisi cenderung mempunyai program yang seragam yang cenderung ikut - ikutan dari stasiun televisi yang lain yang memang mempunyai rating tinggi terhadap acara tersebut. Contoh ; Indonesian Idol, Indonesia mencari bakat, Termehek - mehek , dll
Agenda Setting
Teori agenda setting McCombs dan Shaw (1972)
• Media massa mempengaruhi penilaian pemilih mengenai apa yang mereka pikir isu utama suatu kampanye Presiden di AS.
• Friming berita dan agenda setting dapat menentukan pilihan khalayak dalam pemilu Presiden di AS.
• Skema agenda setting media menjelaskan, melalui teknik friming, media massa dapat menciptakan dan menentukan berbagai agenda publik. Kebutuhan tersebut seakan-akan harus segera dipenuhi oleh negara (pemerintah).
• Agenda media bermorfosis menjadi agenda publik. Pada titik ini, agenda media memiliki kekuatan membentuk opini publik.
• Opini publik memiliki kekuatan mendorong (mendesak) negara/pemerintah sebagai policy maker
Dikatakan bahwa media adalah agenda setting yang membentuk isu - isu sosial yang terjadi di dalam suatu masyarakat bahkan dapat menjadi pendorong suatu kebjakan baru sama halnya seperti yang terjadi oleh kasus Prita dengan RS OMNI , Prita yang tadinya bukan apa - apa dan telah dibuktikan bersalah , dan karena pemberitaan media akhirnya Prita emnjadi bebas , dan bahkan dukungan untuk membuat Prita bebas berasal dari seluruh Indonesia . Dan RS.OMNI akhirnya pun dicabut status Internasionalnya . Hal ini lah bukti dari kekuatan media itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar